29/04/09

Sekelumit tentang ROLLING STONES " SI BAD BOY BAND" Menembus jaman

"They keep on rolling" begitulah The Rolling stones, biarpun usai Michael "Mick" philip jagger (vokal),Keith Richards (gitar), Ronald "Ron" David wood (gitar), dan charles "charlie" Robert Watts (drum) sudah memasuki kepala enam,kreativitas mereka seakan tak pernah mati.

Lebih dari itu The Stones menjadi ikon penting dalam perkembangan musik dunia. Mereka tak hanya menyajikan sejumlah tembang abadi, juga menciptakan sebuah revolusi. ketika rocker angkatan 1950 sudah tak lagi mendapat tempat buat industri, yang mengelus "jualan" barunya yaitu teen idol macam THE BEATLES atau THE BEACH BOY,Jagger dan kawan-kawan muncul kepermukaan.

Saat dunia masih kesengsem dengan penampilan necis personel sebuah Band. The stones memperkenalkan rambut gondrong, penampilan lecek, kelakuan nyeleneh dan secara terbuka memperlihatkan ke-biasaan buruk mereka mengonsumsi narkotik. Lirik yang mewakili kelas menengah,kelompok tempat The Stones berasal. Tak mengherankan bila The Stones dianggap sebagai simbol pembrontakan selama 1960-an

Dari sisi musik The Rolling Stones membuka mata industri. Mereka tak lagi datang dengan tembang-tembang simpel(ditties) yang hanya memainkan akor tiga jurus. Berbekal kesukaan mereka akan rhythm and blues.The Stones menggabungkan genre itu dengan Rock and Rol. Subgenre baru sebagian besar pengamat malah mengklaim itu sebagai genre baru,itu dikenal dengan Blues and Rock. Ia menjadi landasan bagi perkembangan musik cadas kedepannya.

The Stones tak hanya sukses menggabungkan Rythm and Blues dengan Rock. Mereka mendalami kedua unsur itu dengan intens (banyak yang berpendapat The Stones jauh lebih baik saat membawakan lagu blues ketimbang musisi kulit hitam). Kedalamnya dimasukan lagi sejumlah unsur musik lain yang ada dimuka bumiini. Mulai Reggae. Arab hingga india.

Sejalan dengan itu eksplorasi mereka berlanjut pada alat musik, Berkat kejeniusan dan kepiawaian Brian Jones memainkan beberapa a;at musik,sejumlah Lagu The Stones menjadi kaya bunyi,jones misalnya memasukan dan mempermainkan Flute dalam lagu Ruby Tuesday, sitar dalam Paint it black lalu dulcimer dalam Lady Jane. Tembng AS Tears Go BY memperkenalkan unsur alat gesek didalamnya, Kedalam Yesterday's paper dimasukkan xylohone dan harpiscor sementara Syphaty for Devil dipenuhi tabuhan conga.

Pengaruh Jones bukan hanya pada musik,ia juga mempengaruhi Jagger dan Keith richard dari sisi penampilan dan gaya hidup. Sejak awal Jones lekat dengan citra pemuda berambut gondrong,slengekan,dan pecandu narkoba.Jones pula yang memperkenalkan jagger dan Richards pada hedonisme,gaya hidup selebritis. Ketiganya kerap menggelar pesta pribadi yang dibanjiri obat terlarang.

Semua bebunyian tadi tidak menjadi sekedar tempelan. Sebab personel lain ikut menambah bobot ke dalamnya. Tekhnik vokal Jagger yang banyak diadopsi dari ottis Reading dan solomon Burke,penjiwaan dan aksi panggungnya membuat tiap lagu yang dihasilkan band ini bernas.

Keith Richards disisi lain memberi kontribusi penting berikutnya. Ketika The Stones baru berdiri, Richards memang belum menemukan warna suara dan tehnik bermain gitar sendiri,ia lebih banyak bermain dibawah pengaruh Chuck Berry, dan John lee hooker. Berkat gemblengan Ry Cooder,Richards mengembangkan gaya sendiri. Ia banyak banyak menggunakan seteman "open G" dan banyak mengandalkan lima senar di gitarnya. Dengan gaya gitarnya itu, Richards menghasilkan RIFF abadi lewat Honky tonk women,Brown Sugar dan Start me up.

Charlie watts dan Bill wyman memberi sumbangan tak kalah penting dari sisi rhythm sections. Gebukan dru watts dan betotan bas wyman disebut-sebut sebagai yang paling kompak dijagat ini. Sayang Wyman harus hengkang pada1991. Untungnya The Stones mendapat pengganti yang tak kalah hebatnya "Darryl Jones" basisst band Miles Davis.

Bersama Mick Taylor gitaris pendamping Richards diawal berdirinya berdirinya band itu (Taylor kemudian digantikan oleh Roon wood), mereka memperkenalkan warna musik baru itu. Dimulai dari Ealing Blues Club (nasib mempertemukan Jones,Jagger,Richards,dan 3 musisi jazz pengangguran lain Ian Steward(piano) watt dan wyman ditempat ini). Berlanjut ke marquee club lalu crawdaddy club. Dalam sekejap band ini mencuri perhatian banyak orang termasuk The Beatles yang menyempatkan diri melihat penampilan The Stones di Crawdaddy

Nasib pula yang mempertemukan band itu dengan Andrew Loog Oldham,didaulat sebagai manajer,Oldham tak sekedar mengatur keperluan dan jadwal show band itu. Naluri bisnisnya berjalan,Oldham paham betul bahwa tidak semua anak muda menyukai The Beatles. Dengan keyakinan,Oldham mempengaruhi seluruh personel The Stones untuk mengadopsi konsep "bad boy". Naluri Oldham terbukti dengan citra nakal tadi,The Stones justru mendapat tempat dihati anak muda inggris,lalu Eropa,Amerika selanjutnya Dunia.

Demi itu semua Oldham tega memecat Ian Stewart yang dinilainya terlalu lurus,terlalu The Beatles,lucunya Ian tetap membantu tiap rekaman dan konser. Ia menjadi anggota ke-6 band itu,walau namanya tak pernah muncul di album The Stones.

Oldham tak hanya menciptakan citra berandalan,ia juga berusaha menyamai dikotomi dalam The Beatles. Bila band asal Liverpol itu memilki Jhon Lennon dan Paul McCartney,Oldham menciptakan dynamic duonya sendiri:Jagger-Richards. Keduanya dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan lagu layak jual,sampai-sampai Oldham mengunci Jagger dan Richards dalam sebuah kamar dan baru melepaskan mereka bila berhasil menciptakan lagu. Dikotomi ini rupanya disukai oleh Jagger dan Richards yang kemudian memanfaatkannya untuk mendepak Brian Jones (Mei 1969) yang de factonya adalah otak band itu.

Jagger dan Richards membawa The Stones memasuki 1970-an. Pengaruh Jones perlahan disingkirkan. Band itu kembali keakar musik mereka walau dalam perjalanannya,reggae,country dan disco.misalnya banyak disisipkan kedalam karya mereka.

Kehadiran aliran musik baru Punk Rock.yang dimotori The Clash membuat Mick Jagger dan kawan-kawan dipandang kuno,tua. Joe strummer vokalis The clash bahkan berani sesumbar "tak ada Elvis.The Beatles,The Rolling Stones di tahun 1977" Sturmmer seakan lupa bahwa citra pemberontak sudah ada pada The Stones jauh sebelum The Clash terbentuk.

The Stones sendiri menjawabnya dengan album "Some Girl"(1978),"Emotional Rescue"(1980),dan "Tattoo You"(1981) yang masing-masing menelurkan tembang klasik Beast of burden,She's So Cold dan Start Me Up (yang digunakan Bill Gates saat meluncurkan "window 95" dengan membayar US$13 juta).

Diselingi perang dingin antara Jagger dan Richards di pertengahan 1980-an (puncaknya ketika masing-masing melepas album solo),The Stones melewati dekade kedua kariernya dengan mulus. "undercover","dirty Work",dan "steel wheels" adalah buah karya kretivitas mereka sepanjang era 1980.

Sesudah era itu The Stones mendapat status lain dalam industri musik. Mereka dihormati,terutama karena tetap bertahan saat band lain seangkatannya bubar. The Stones tetap produktif,walau jeda antar-album cukup lama. Mereka melepas "voodoo Lounge"(1994),"Bridges To Babylon"(1997),dan "No Security"(1998),serta sebuah album kumpulan lagu terbaik,"Forty Licks"(2002). Terakhir The Stones merilis "A Bigger Bang".


Dikutip dari : Majalah Gatra No.49 tahun XI (Carry Nadeak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar